Hak yang Sama untuk Mimpi yang Berbeda, PT CPM dan Banua Pangajari Rayakan HAN di SD Inpres 2 Kawatuna

Bergembira pada acara dongeng di SD Inpres 2 Kawatuna, dengan PT CPM dan Banua Pangajari pada perayaan HAN 2025 di Uventumbu, Palu, Rabu (23/7/2025). (bmzIMAGES/basri Marzuki)
Bergembira pada acara dongeng di SD Inpres 2 Kawatuna, dengan PT CPM dan Banua Pangajari pada perayaan HAN 2025 di Uventumbu, Palu, Rabu (23/7/2025). (bmzIMAGES/basri Marzuki)

pojokPALU | Setiap pagi, alarm biologis Ani berbunyi bersamaan dengan suara kokokan ayam. Gadis kelas 4 ini harus bersiap lebih awal dari sebayanya di pusat kota. Bukan karena jarak rumah ke sekolah yang jauh, melainkan karena perjalanan menuju SD Inpres 2 Kawatuna membutuhkan perjuangan ekstra—menyeberangi sungai.

“Kalau musim hujan, airnya tinggi. Kadang kami harus tunggu dulu,” cerita Ani dengan polos, tanpa sedikitpun mengeluh. Seperti 53 temannya yang lain, ia memandang rintangan geografis sebagai bagian alami dari perjalanan menuntut ilmu.

Inilah realitas pendidikan di pinggiran Kota Palu, tempat hak dasar setiap anak untuk mendapatkan pendidikan diuji oleh kondisi alam. Namun, bukan berarti semangat mereka surut.

Foto bersama murid SD Inpres 2 Kawatuna, dengan PT CPM dan Banua Pangajri pada perayaan HAN 2025 di Uventumbu, Palu, Rabu (23/7/2025). (bmzIMAGES/basri Marzuki)
Foto bersama murid SD Inpres 2 Kawatuna, dengan PT CPM dan Banua Pangajri pada perayaan HAN 2025 di Uventumbu, Palu, Rabu (23/7/2025). (bmzIMAGES/basri Marzuki)

Pendidikan: Hak, Bukan Privilege

Hari Anak Nasional 2025 menjadi momentum penting untuk mengingatkan bahwa pendidikan adalah hak setiap anak, tanpa memandang di mana mereka dilahirkan. PT Citra Palu Minerals (CPM) bersama Banua Pangajari memilih hadir di SD Inpres 2 Kawatuna, Kecamatan Mantikulore, bukan tanpa alasan.

“Setiap anak, di manapun mereka berada, berhak mendapatkan pendidikan berkualitas. Lokasi geografis tidak boleh menjadi penghalang,” tegas Selfiana, Founder Banua Pangajari yang akrab disapa Cepy.

Pilihan lokasi ini merupakan bentuk komitmen nyata terhadap prinsip keadilan pendidikan. Anak-anak di daerah terpencil memiliki hak yang sama dengan mereka yang tinggal di pusat kota.

Melampaui Batas Geografis

Superintendent PPM/CSR PT CPM Rahyunita Handayani melihat kondisi SD Inpres 2 Kawatuna sebagai cerminan tantangan pendidikan di Indonesia. Akses yang sulit tidak boleh menghalangi anak-anak untuk meraih masa depan yang cerah.

“Anak adalah aset amanah yang harus kita jaga. Hak pendidikan mereka tidak bisa ditawar-tawar,” ujar Rahyunita dengan penuh keyakinan.

Kehadiran mereka di sekolah yang terletak di ujung timur Kota Palu ini bukan sekadar memberikan hiburan melalui dongeng, lomba mewarnai, dan permainan. Lebih dari itu, ini adalah pengakuan bahwa setiap anak—tanpa terkecuali—berhak mendapatkan perhatian dan kasih sayang.

Bergembira pada acara dongeng di SD Inpres 2 Kawatuna, dengan PT CPM dan Banua Pangajari pada perayaan HAN 2025 di Uventumbu, Palu, Rabu (23/7/2025). (bmzIMAGES/basri Marzuki)
Bergembira pada acara dongeng di SD Inpres 2 Kawatuna, dengan PT CPM dan Banua Pangajari pada perayaan HAN 2025 di Uventumbu, Palu, Rabu (23/7/2025). (bmzIMAGES/basri Marzuki)

Perjuangan Tanpa Henti

Kepala Sekolah SD Inpres 2 Kawatuna, Lulu Fatma, telah menyaksikan perjuangan anak-anak didiknya selama bertahun-tahun. Meski harus menyeberangi sungai dan menempuh jalan yang sulit, antusiasme mereka untuk belajar tidak pernah pudar.

“Semangat anak-anak ini mengajarkan kita bahwa pendidikan adalah kebutuhan dasar. Mereka tidak meminta fasilitas mewah, hanya kesempatan untuk belajar,” kata Lulu dengan haru.

Kondisi ini semakin membaik dengan adanya dukungan Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Perhubungan yang menyediakan transportasi antar-jemput. Namun, masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan hak pendidikan anak-anak ini terpenuhi sepenuhnya.

Investasi untuk Masa Depan

Program ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang terhadap pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang pendidikan. Rahyunita menjelaskan bahwa pendidikan menjadi salah satu pilar utama dalam program pengembangan masyarakat di wilayah operasi perusahaan.

“Kami tidak hanya mengambil dari alam, tetapi juga memberikan kembali melalui investasi pendidikan untuk generasi masa depan,” jelasnya.

Sementara Cepy menegaskan bahwa kegiatan ini hanya permulaan dari serangkaian program yang dirancang untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil. “Masih banyak anak-anak lain yang membutuhkan perhatian serupa. Ini komitmen jangka panjang kami,” tegasnya.

Bermain klahar di di halaman sekolah SD Inpres 2 Kawatuna, Uventumbu, Palu, Rabu (23/7/2025). (bmzIMAGES/basri marzuki)
Bermain klahar di di halaman sekolah SD Inpres 2 Kawatuna, Uventumbu, Palu, Rabu (23/7/2025). (bmzIMAGES/basri marzuki)

Senyum yang Bercerita

Ketika acara berakhir, senyum di wajah 54 siswa SD Inpres 2 Kawatuna bercerita lebih dari sekadar kegembiraan sesaat. Mereka merasakan pengakuan bahwa mereka bagian penting dari Indonesia, bahwa cita-cita mereka sama berharganya dengan anak-anak di tempat lain.

Ani pulang dengan mata berbinar. “Besok aku mau cerita ke mama tentang dongeng tadi,” katanya sambil berlari menuju perahu penyeberangan.

Di balik sungai yang memisahkan mereka dari dunia luar, anak-anak SD Inpres 2 Kawatuna membuktikan bahwa hak pendidikan tidak mengenal batas geografis. Mereka adalah pengingat bahwa setiap anak Indonesia, di manapun berada, berhak atas masa depan yang cerah. (bmz)

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *